Pura Suranadi sangat erat kaitannya dengan perjalanan DHANG HYANG DWIJENDRA yang dikenal juga dengan nama PEDANDE SAKTI WAWURAWUH. Pura Suranadi memiliki makna yang sangat dalam. Suranadi terdiri dari dua suku kata yaitu Sura yang berarti Dewa dan Nadi yang berarti Sungai. Jadi Suranadi bisa diartikan sebagai sungai pemberian Dewa. Konon sebelum beliau meninggalkan Lombok, beliau melakukan Puja Mantra untuk memunculkan Panca Tirtha agar umat Hindu di pulau Lombok dapat melaksanakan yadnya dengan benar dan tertib.
Kelima Panca Tirtha tersebut adalah:
1. Tirtha Tabah : Tirtha untuk muput upacara Pitra Yadnya, di Bali dikenal dengan Toya Penembak.
2. Tirtha Pembersihan : Tirtha untuk Sawa (jenasah) sebelum diberikan Tirtha Pengentas.3. Tirtha Pengentas : Diberikan pada Sawa (jenasah) sebelum dimakamkan atau diaben.
4. Tirtha Penglukatan : Digunakan untuk pembersihan diri dan digunakan juga pada upacara Dewa Yadnya, Manusia Yadnya dan Bhuta Yadnya.
5. Patirthaan : Digunakan pada puncak acara sebagai Prasadam.
Selain fungsi-fungsi tersebut diatas, saat ini Tirtha Pembersihan dan Pengentas sering juga berfungsi untuk pengobatan dan membuka jalan spiritual. Pada hari-hari tertentu banyak warga yang melakukan mandi sakral pada aliran Tirtha Pembersihan dan pada aliran Tirtha Pengentas.
Pura Suranadi memiliki tiga komplek pura yaitu:
1. Pura Ulon/Gaduh, yang terletak di ujung timur laut berbatasan langsung dengan hutan lindung.
2. Pura Pengentas,terletak beberapa meter ke arah barat daya dari pura Ulon dan terdapat dua Pelinggih yang sangat sederhana, sangat sederhana dibandingkan dua pura yang lain.
3. Pura Pembersihan, terletak kira-kira tigaratus meter dari pura Gaduh atau Ulon. Di pura ini hanya ada satu mata air, dan di pura Ulon terdapat dua mata air.
**************************************************
Pura Ulon
Pura Pembersihan
Oleh : I Wayan Sumarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar